Stasiun Juanda dan Seorang Ibu Muda

Sebuah jemari tangan mengarah kepadaku, seonggok tubuh berdiri tegap disampingku, kulihat sebelah tangannya menengadah ke atas. Tanpa ada kata, tanpa ada rasa malu, cuek.
Sontak saja kejadian ini mengagetkanku yang tatkala itu sedang duduk asyik mengutak-atik ponsel, sembari menunggu datangnya rangkaian kereta, di Stasiun Juanda, Jakarta.
Seorang ibu, masih muda, dengan menggendong anak kecilnya, menyambangi hampir setiap penumpang yang sedang menunggu kereta, di peron, demi sebuah kertas atau koin.
Tidak seperti layaknya peminta-minta, yang aku temui ini, di hampir tiap hari kerjaku, tidak ada mimik yang minta iba. "Cuek" itulah kesan diwajahnya, seolah tidak ada rasa malu atau pengen dikasihani. Lalu aku bertanya dalam diri, seorang pengemis, muda, yang meminta-meminta dengan tanpa rasa malu, apakah separah ini, kenapa tidak bekerja, entah kerja apa yang halal, lawong masih muda, memang suaminya kemana? Bukankah pekerjaan meminta-minta itu menghinakan diri? Perlu kiranya dicamkan sabda Nabi berikut:
"Sungguh seorang dari kalian yang memanggul kayu bakar dengan punggungnya lebih baik baginya daripada meminta-minta kepada seseorang, baik orang itu memberinya atau menolaknya."
"Tangan yang diatas lebih baik daripada tangan yang dibawah. Tangan yang diatas adalah tangan pemberi sementara tangan yang dibawah adalah tangan peminta-minta."
"Tidaklah seseorang terus meminta-minta hingga kelak pada hari kiamat ia menjumpai Allah sementara diwajahnya tidak ada sekerat daging pun."
Lawong masih muda, enerjik, lakok begitu, gumamku.
Lantas kenapa petugas tidak menertibkan ya? padahal peminta-minta ini hampir aku lihat setiap aku menunggu kereta, sepulang kerja.
Begitulah pemandangan (hampir) tiap aku ke stasiun Juanda, sepulang kerja.
Lalu bagaimana dengan si kaya, pejabat, atau siapapun yang dianggap kaum berada, bermental peminta-minta. Wah yang ini sih parah. Fenomena ini bisa saja terjadi, yang mestinya sudah cukup, namun dia merasa kurang terus, akhirnya menumpuk-numpuk harta dengan "meminta" kesana-kemari. Naudzubillah.

0 komentar:

Post a Comment