Nikah Tanpa Pacaran
jika menengok ke belakang, pertemuanku dengan sang istri sungguh singkat, tak membutuhkan waktu lama untuk memutuskan menjalani pernikahan ini. yah, berawal dari pertemuan ketika aku minta tolong untuk mencarikan sebuah kamar kos di dekat ia tinggal, Harmoni, Jakarta Pusat. saat itu aku ditemani teman karib, Dedi Febri Martono. dari pertemuan ini hatiku seolah bicara, 'inilah wanita yang aku cari selama ini'. komunikasi-pun berjalan dengan baik, hingga pada suatu saat dia menanyakan perasaanku dimana semua ini dilakukan untuk menjaga hati kami.
Khitbah, Walimah, dan Ngunduh Mantu
dengan mengendarai satu unit Avansa, tepatnya pada 15 Mei 2010 aku beserta sekeluarga (Bapak & Ibu, Kakakku Mul beserta kedua puteranya, Pakdhe Ratno, Pakdhe Welas dan Paklik Min ) menuju ke Demak, melaksanakan prosesi khitbah.dari acara khitbah ini dihasilkan kesepakatan berupa tanggal pelaksanaan walimatul ursy. satu bulan berikutnya, 19 Juni 2010, kami melaksanakan pernikahan dengan lancar. teman-teman yang hadir pada pernikahan kami, yakni Dedi FM, Bira Kaulitsabit, dan Uun Sabiqun.
tidak ketinggalan prosesi 'ngunduh mantu' kami laksanakan di Klaten. acara dilaksanakan pada 20 Juni 2010, diadakan dengan sederhana dan berlangsung dengan indah. beberapa teman lama sang istri datang. suasana haru menyelimuti acara ini. pada acara ini beberapa teman kos yang datang, yaitu Sulifan beserta seorang temannya, dan Okta Handy Suryadi beserta calon istrinya.
Terimakasihku
kini (Agustus 2010) kehidupan berkeluarga kami jalani dengan sederhana, tinggal pada sebuah rumah di Harmoni, Jakarta Pusat. Suasana rumah di tengah keluarga besar Oma Dilla yang begitu hangat membuat kami terkesan dan kerasan. canda dan tawa menyambangi hari-hari kami. kini istriku sedang mengandung, walau meski lelah dengan merasakan mual dan muntah hampir tiap hari, pada awal usia kandungan, tapi rona bahagia nampak dari pancaran wajahnya. Alhamdulillah kami dipercaya dan diberi amanah ini.terima kasih Allah, terima kasih Istriku, Bapak dan Ibu, Ibu Mertua, Kakak juga Adikku tersayang, Keponakanku Dito, Omma Dilla dan keluarga besarnya.
terima kasih pula untuk Mas Adnan yang telah mengantarkanku menjadi seperti sekarang ini, jasa-jasamu kan selalu kukenang sepanjang hidupku, InsyaAllah.
menjalani kehidupan sebagai nomadic, kini (Desember 2010) menempati sebuah rumah di Petojo, Jakarta Pusat bersama isteri tercinta.