Kethoprak, Kenangan dan Seni Tradisional Jawa

Kenthongan adalah salah satu instrumen khas yang mendukung sebuah pagelaran kethoprak. Saat kecil dulu, Kethoprak saya nikmati melalui kaset yang biasa diputar pada saat seseorang punya hajata. Pada radio juga sering saya mendengarnya, dan Bapak saya suka dengan kesenian ini. Pernah juga sesekali saya mendatangi pagelaran kethoprak, meskipun jaraknya cukup jauh, di desa tetangga.
Kethoprak, pada masa itu, berada pada masa jayanya. TVRI (Yogyakarta) pernah menayangkannya secara bersambung, pada malam hari. Hingga sampai pada dibuatnya sayembara kethoprak dengan hadiah tertentu. Uniknya, yang memiliki televisi pada saat itu belum banyak. Di desa saya masih dapat dihitung dengan jari, itupun masih televisi hitam putih. Hal ini menyebabkan saya dan keluarga harus ke rumah tetangga, untuk menikmatinya. Satu hal yang masih saya ingat, setelah usai siaran berita TVRI dan sebelum tayangan kethoprak dimulai ialah tayangan garuda pancasila.
Barangkali Kethoprak Mataram-lah yang mendominasi. Nama Gito-Gati dan (Bambang) Rabies adalah tokoh kethoprak yang sangat dikenal di masyarakat. Sepanjang pantauan saya, ketika itu, cerita yang diangkat ialah seputar kehidupan kerajaan-kerajaan tempo dulu.
Selain kethoprak, saya juga mengenal kethoprak humor. Kethoprak humor berbeda dengan kethoprak pada umumnya. Ia lebih menonjolkan sisi banyolannya. Namun sejatinya yang patut mendapat gelar "the real kethoprak" ialah Kethoprak. Senada dengan kethoprak, di Jawa Timur ada ludruk, namun tidak saya ulas di sini.
Demikian coretan dari pengalaman waktu kecil saya mengenai kethoprak.

0 komentar:

Post a Comment