Kaligayam III, Sekolah Pertamaku

Dua Puluh Tahun yang Lalu: Sekolah, antara Belajar dan Bermain
kalender waktu itu menunjuk pada angka 1991, pertama kali aku memasuki bangku sekolah. saat itu usiaku menginjak lima tahun. di antara teman-temanku, akulah yang paling kecil.
banyak kenangan manis dan sebaliknya aku lalui selama enam tahun di sekolah ini.

Siapa Guru-gurunya?
guru yang mengajariku saat di bangku kelas satu, sebut saja Pak Paiman, beliau tinggal satu desa denganku. Tahun kedua kami diajar oleh Bu Purwanti (Bu Pur). Pada saat ini aku sempat jatuh sakit tipes. Kalau tidak salah, selama dua bulan aku harus istirahat di rumah. Alhamdulillah aku dapat mengikuti kembali pelajaran setelah sembuh. Namun seorang teman sepermainanku, Sutomo "Tomo" tidak mau masuk sekolah karena ikut-ikutan tidak masuk saat aku ijin sakit, dan dia baru melanjutkan sekolah pada tahun pelajaran berikutnya.

Saat kelas tiga kami diajar oleh Pak Edi Haryanto (Pak Edi). Kalo tidak salah pada tahun ini kami mendapat teman baru, Ahmad Supriyanto. Menginjak tahun keempat, Pak Paiman kembali menjadi wali murid kami, dan pada saat inilah kami bertemu dengan teman baru, Sri Juariah. Sedangkan pada tahun kelima dan keenam, kami diampu oleh Bu Musiyem (salah nama ga ya?).
Adapun kepala sekolah yang pernah menjabat selama enam tahun di SD ini ialah, Pak Seno (Susena), dan ini yang aku ingat. Tidak menutup kemungkinan ada kepala sekolah yang lain, yang luput dari ingatanku.
Untuk pendidikan agama, diampu oleh Pak Minarso (Pak Min).

Bolos?
seorang guru yang membuat aku, bahkan mungkin kami yang seangkatan, terkesan, ialah seorang guru yang berinisial "EH". galak, killer, itulah kesan kami saat diajar oleh beliau. pernah saat ada PR matematika, kami (murid-murid cowok) sengaja bolos, begitu melihat beliau datang ke sekolah. kami pergi ke sebuah pegunungan, sebut saja Pu"tut mati" yang letaknya tidak jauh dari tempat kami sekolah.
setelah sejenak "melarikan diri" ke sebuah pegunungan, kami berlanjut ke sebuah sungai yang berada di sebelah utara desa kami. wuih bandel juga ya kami.
satu lagi, pernah beliau "dilabrak" oleh orangtua salah seorang murid cewek berinisial SW, kejadiannya saat temanku mengerjakan soal di depan kelas, dan kemudian menangis, mungkin karena dimarahi dan takut. berlanjut, temanku pulang ke rumah dengan mengadu ke orangtuanya, alhasil, sang ayah pun datang ke sekolah dengan kemarahannya lantaran anaknya merasa dibuat menangis. di tangannya terdapat (seingatku) "bendo", sebuah jenis sabit, dan mennyambangi sang guru itu. di depan kami, di dalam kelas, dengan marahnya (kalu tidak salah ingat) bapak itu pun membenturkan kepala si guru ke tembok.
wuih tegang banget suasana kala itu. singkat waktu, setelah kemarahan bapak tadi mereda dan pulang, guru kami menangis. Duh....


Teman-teman itu ialah ...
teman-teman yang masih saya ingat kala itu, antara lain David Prasetyo, Edi Purnomo, Safar Susanto "Lala", Sunardi, Wagiyo, Ahmad Supriyanto "Domble", Surani "mendol", Watiyem "Londo", Surami, Dina Mariani, Sukini, Tri Lestari "Gudel", Sri Lestari, Sri Wahyuni, dan siapa lagi ya temen seangkatanku?
Ada beberapa teman yang sempat satu kelas denganku, seingatku mereka ialah, Sarbini, Supriyanto "Ateng", Jarot, Sonet, Fitri, Purwanti, Rita, dan Slamet. Mungkin masih ada beberapa nama yang luput dari ingatanku.

Kurang Nyaman?
satu hal yang membuatku kurang nyaman ialah ketika aku didaulat menjadi seorang penulis, selain capek juga terkena debu kapur. begitu pula saat pembagian regu piket, pernah saya hanya merupakan cowok sendiri, yang kala itu tugasnya memang mengangkat kursi (single maupun double), dan teman cewek lainnya menyapu. dengan fisik yang kecil, terus terang saya "kewalahan" mengangkat kursi-kursi itu, akhirnya acapkali hanya aku berdirikan saja :).
yah banyak kenangan yang aku miliki di sekolah ini bersama teman-teman. Kemarin, setelah sekian lama kehilangan kontak, aku mendapati kembali seorang teman melalui sebuah jejaring sosial, dia ialah David Prasetyo.

0 komentar:

Post a Comment