arsiparis, sebuah profesi?

menjalani profesi sebagai seorang arsiparis tentunya memberikan pengalaman berbeda. betapa tidak? profesi ini masih jarang ditemui pada kantor-kantor, khususnya kantor swasta. entah karena memang profesi ini tidak elit atau memang karena orang tidak banyak mengenalnya. alasan terakhir ini barangkali yang paling tepat. kenapa? kita dapat lihat pada beberapa perguruan tinggi di Indonesia, sudah dapat dipastikan bahwa hampir sulit menemukan jurusan/program studi dimaksud. Setahu saya Perguruan Tinggi yang membuka jurusan ini ialah, UGM Yogyakarta, UI Jakarta, UNDIP Semarang, dan UNPAD Bandung. barangkali pula
perlu pertimbangan matang untuk membuka jurusan ini sehingga tidak banyak Perguruan Tinggi yang membukanya.


walaupun ada (oleh orang awam disebut sebagai) seorang arsiparis pada sebuah kantor maka sebagian besar background-nya bukan dari kearsipan melainkan dari pendidikan umum. untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan di bidang dimaksud maka diadakanlah diklat-diklat kearsipan kepada para pegawai tersebut.

enak dan tidak enak menjalani sebuah profesi adalah sebuah hal yang umum terjadi, tidak terlepas untuk profesi arsiparis. berhadapan dengan debu sudah menjadi hal yang biasa, apalagi saat “bertarung” dengan arsip-arsip usang. “… gatel je Pak!” begitu salah satu celetuk yang barangkali tidak asing di telinga kita.

sementara perhatian terhadap arsip ini kurang dirasakan terlihat pada minimnya anggaran (pada instansi pemerintah) yang terkait dengan kearsipan. barangkali karena masih beranggapan bahwa arsip bukanlah hal utama jika dibandingkan dengan hal-hal lainnya. analisa kami bahwa anggapan itu muncul karena mereka hanya menitikberatkan pada nilai kekinian sebuah arsip, dengan tanpa mengindahkan kepentingan nilai guna pada periode yang akan datang.


kini saatnya paradigma lama itu dirubah bahwa arsip adalah sesuatu yang penting peranannya sebagai penunjang kegiatan sebuah instansi atau organisasi.

terkait dengan asingnya dunia profesi arsiparis dan kearsipan, saya akan kilas balik tepatnya pada waktu setelah saya lulus dari bangku SMU. tidak ada di benak saya apa itu kearsipan dan embel-embelnya, sebagaimana juga teman-teman yang lain, waktu itu. karena waktu itu saya mengambil UMPTN dengan jurusan kimia. namun nasib berkata lain hingga. pada kesempatan yang sama, saya bertemu dengan seorang ayah temen sekolah saya yang notabene seorang PNS. dari sinilah saya dikenalkan dengan kearsipan dan disarankan untuk mendaftar Prodi Kearsipan di UGM Yogyakarta. kala itu masih saja terasa asing di benakku apa itu kearsipan. dan sampailah ketika saya mendaftar dan dinyatakan diterima, kearsipan pun sedikit demi sedikit saya selami.

memang tidak bisa dipungkiri bahwa di mata banyak orang kearsipan ialah bidang yang tidak menarik dan tentu saja tidak elit dibandingkan dengan bidang ilmu lainnya.

persoalannya yang dihadapi oleh khususnya praktisi dan akademisi bidang kearsipan ialah bahwa bagaimana membuat dunia arsip ini menjadi bidang yang menarik dan diminati dan bukan pilihan karena paksaan (the last choise).

1 komentar:

Anonymous said...

kreativitas arsiparis&kawan2 yg peduli dg kearsipan sgt dituntut. blajar banyak dri kearsipan di luar Indonesia sptinya bisa jadi slh satu jalan keluar.smbil dikit disesuaikn dg sikon Indonesia.

Post a Comment